Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Trik Budidaya Jamur Tiram (Terlengkap 2020)


Mari pelajari trik budidaya jamur tiram disini, meliputi ✓ persiapan baglog, ✓ sterilisasi, ✓ inkubasi, ✓ baglog, ✓ panen, ✓ sampai mengatasi mikroorganisme…


Jamur tiram merupakan jamur pangan berasal dari grup Basidiomycota serta termasuk kelas Homobasidiomycetes.

Jamur ini memiliki ciri-ciri umum, yakni tubuh buah berwarna putih sampai krem serta tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.

Ciri-Ciri Jamur Tiram

  • Tubuh buah jamur ini mempunyai tangkai yang tumbuh menyamping.
  • Jamur ini mempunyai middellijn 5-20 centimeter yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.
  • Terdapat spora yang berbentuk btg dengan berukuran sekitar 8-11×3-4 centimeter dan miselia berwarna putih yang mampu tumbuh dengan cepat.
  • Pada alam bebas, dapat dijumpai nyaris pada sepanjang tahun pada hutan serta pegunungan wilayah yang sejuk.
  • Tubuh buah kelihatan saling bertumpuk pada bagian atas btg pohon yang telah melapuk atau pokok btg pohon yang telah bekas ditebang. Akibat jamur tiram adalah satu dari jenis jamur kayu.
  • Oleh karenanya, ketika ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang didesain wajib memperhatikan tempat asal alaminya.
  • Media yang umum digunakan buat menanam jamur tiram merupakan serbuk gergaji kayu yang adalah limbah dari penggergajian kayu.

Trik Budidaya Jamur Tiram

cara budidaya jamur tiram

Jamur tiram mampu tumbuh serta berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dengan kantong plastik.

Pertumbuhan jamur tiram sangat rentan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya.

Oleh karenanya, haruslah perlu mengetahui mengenai kondisi yang cocok buat pertumbuhannya sebelum melakukan budidaya jamur tiram.

Kondisi Lingkungan Jamur Tiram

Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh pada hutan serta umumnya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tumbuhan yang berkayu.

Contoh ini penting buat so patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram. Membentuk tempat tumbuh seolah habitatnya, inilah yang sebagai alasan mengapa nantinya kita memakai serbuk gergaji seperti tempat buat membudidayakan jamur.

Berikut panduan budidaya jamur tiram:

0. Persiapan Budidaya Jamur Tiram

Sebelum lanjut pada proses pembuatan penanaman, sebagian contoh yang perlu dipersiapkan kedepannya, antara lain:

  • Tempat tinggal kumbung
  • Baglog
  • Rak baglog
  • Bibit jamur tiram
  • Media tanam (serbuk gergaji)
  • Substrat (bekatul atau dedak/bekatul)

Keenam poin pada atas adalah instrumen serta bahan yang kita butuhkan buat budidaya nantinya. Penggunaan serta peranan dari masing-masing poin bakal diulas pada poin-poin berikut adalah.


1. Pembuatan Tempat tinggal Kumbung

Pertama wajib membentuk tempat tinggal kumbung seperti tempat baglog ditempatkan buat pertumbuhan jamur tiram.

Apa itu Tempat tinggal Kumbung?

Kumbung atau tempat tinggal jamur merupakan tempat buat merawat baglog serta seperti tempat menumbuhkan jamur. Bentuknya berupa sebuah bangunan dari bambu atau kayu, dindingnya dari papan serta atapnya dari genteng.

Pada tempat tinggal kumbung inilah baglog jamur diletakkan pada rak-rak. Nantinya, jamur bakal berkembang sampai panen pada tempat tinggal kumbung ini.

Mulai dari suhu, sirkulasi udara, serta perawatan jamur dari gangguan hama dilakukan disini. Inilah mengapa pembangunan tempat tinggal kumbung perlu diperhatikan dengan saksama. Berikut panduan membentuk tempat tinggal kumbung:

  • Pada dalam kumbung dilengkapi dengan rak yang berupa terali didesain bertingkat. Rak tadi berperan buat menyusun baglog.
  • Rangka rak dapat didesain dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan dengan lorong buat perawatannya.
  • Berukuran ketinggian ruang antara rak sebaiknya sekitar tidak kurang dari 40 centimeter, rak ini dapat didesain 2-3 tingkat.
  • Lebar rak 40 centimeter serta panjang setiap ruas rak sekitar 1 m. Setiap ruas rak sebanyak ini dapat memuat  70-90 baglog.
  • Sesudah kumbung siap.
  • Bersihkan tempat tinggal kumbung dengan melakukan penyemprotan fungisida pada bagian dalam serta pada diamkan selama 2 hari sebelum diisi baglog.

Dalam membangun tempat tinggal kumbung, contoh yang sebaiknya diperhatikan merupakan tidak dianjurkan memakai atap asbes atau seng. Contoh ini dikarenakan jamur tiram lebih baik dalam kondisi tidak terlalu panas, rentang 16-24 derajat celcius.


2. Menyiapkan Baglog

Sesudah tempat tinggal kumbung siap. Tahap berikutnya pembuatan media tanam jamur tiram atau baglog.

Apa itu Baglog?

Baglog adalah tempat yang dipergunakan buat meletakkan bibit jamur tiram. Dalam budidaya jamur yang terkini, media tumbuh yang dipergunakan merupakan berupa kayu tiruan (loom) yang didesain dalam bentuk silinder.

Pada ketika melakukan budidaya jarum tiram dalam skala yang besar, para petani umumnya membentuk baglog sendiri.

Tetapi, bagi yang pemula atau petani dengan modal yang terbatas sebaiknya baglog dibeli dari orang lain serta selanjutnya  dapat fokus menjalanakan usaha budidaya.

Ketika ini, baglog jamur tiram yang berisi sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-3.000.

Instrumen serta bahan pembuatan baglog:

  • Serbuk gergaji kayu: 100 kg
  • Bekatul atau dedak: 15 kg
  • Kapur (CaCO3): 2kg

Serbuk Gergaji

Peranan dari sebuk gergaji merupakan penyedia nutrisi bagi jamur. Tentang hal serbuk gergaji yang direkomendasikan sebaiknya serbuk dari kayu keras, misalnya kayu mahoni, kayu kampung, atau sengon.

Kayu keras dipilih akibat banyak mengandung senyawa organik, selulosa, yang dibutuhkan oleh jamur. Adanya ini juga mempengaruhi terhadap jumlah panen jamur nantinya.

Sesudah serbuk serta bekatul atau dedak dihasilkan. Berikutnya lakukan pengomposan terhadap serbuk kayu agar dapat terurai sebagai senyawa yang lebih sederhana.

Caranya relatif sederhana, relatif tutup serbuk kayu tadi dengan plastik terpal selama 1-2 hari pada suhu sekitar 50 derajat celcius.

Bekatul atau dedak

Pertumbuhan jamur membutuhkan kalori. Inilah yang bakal disupply oleh bekatul atau dedak pada jamur. Bekatul atau dedak tadi berperan seperti substrat.

Kumpulkanlah bekatul atau dedak yang masih kondisi baru guna meminimalisir adanya kemungkinan terjadi fermentasi lain pada bekatul atau dedak yang berpotensi menghambat pertumbuhan jamur tiram nantinya.

Kapur

Jika bekatul atau dedak berperan buat memberikan kalori pada jamur maka kapur berfungi seperti asal mineral serta pengatur pH jamur tiram.

  • Sesudah -bahan-bahan terkumpul. Berikutnya berupa sterilisasi serbuk kayu serta bekatul atau dedak memakai panggang pada suhu 100 derajat celcius selama 6-8 jam.
  • Tujuan dari sterilisasi buat mengurangi mikroorganisme dan mengurangi kadar air pada serbuk kayu /serbuk gergaji.
  • Selanjutnya, campurkan bahan (serbuk gergaji, bekatul atau dedak, serta kapur) sembari diaduk homogen.
  • Sembari diaduk masukkan air bersih sampai mencapai kadar air 60-65%. Kadar ini ditandai jika adonan digumpalkan tidak pecah.
  • Sesudah dicampurkan, bahan-bahan tadi dapat dikomposkan selama 1, 3, 7 hari, atau langsung dimasukkan pada baglog.

3. Pemeraman

Nama lain dari proses pemaraman merupakan inkubasi. Tahapan ini bertujuan buat menumbuhkan miselium.

Ruang inkubasi ini umumnya memiliki suhu sekitar 24-30 derajat celcius dengan kelempaban 90 – 100%, cahaya 500 – 1.000 lux serta sirkulasi udaranya sekitar 1 – 2 jam.

Mungkin sebelum memulai ingin mengetahui trik budidaya jamur tiram ini.

Sedikit didesain gelisah dengan istilah-istilah yang sebelumnya belum pernah pada dengar, maka dari itu wajib membaca banyak sekali wetsartikel seperti surat keterangan serta referensi dalam budidaya jamur ini.

  • Proses inkubasi ini umumnya berlangsung selama 15 – 30 hari sesuai kebutuhan serta kondisi.
  • Jika miselium telah memenuhi baglog, itu tandanya baglog tadi telah siap buat dipindahkan ke tempat tinggal kumbung buat yang untuk dibudidayakan.
  • Ini merupakan babak penentuan bagi jamur tiram, akibat apabila miselium tadi tidak tumbuh, dapat dikatakan bahwa proses inakulasi sudah gagal.
  • apabila miselium ini telah timbul, tutup pada jamur dibuang serta abaikan terbuka. Ingat buat semprot jamurnya setiap hari buat menjaga kelembapan suhu.

4. Pengisian & Sterilisasi Baglog

  • Selanjutnya media tanam dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis polipropilen.
  • Selanjutnya, media tanam tadi dipadatkan sampai hingga terbentuk misalnya botol.
  • Kemudian, bagian atas plastik atau biasa dikenal sebagai pula dengan leher kantong plastik dipasangi dengan stadionring, disumbat memakai kapas, selanjutnya dipasang penutup baglog sebagai akibatnya air tidak masuk ke dalam.

Sesudah baglog siap, selanjutnya dapat memulai proses sterilisasi dengan trik mengukusnya. Alatnya pun tidak ribet, mampu memakai drum.

  • Pada pada dasarnya, proses ini memanfaatkan panas dari uap air yang memiliki suhu sekitar 70 derajat celcius dalam waktu 5-8 jam. Sedangkan jika memakai autoclave relatif 4 jam pada suhu 121 derajat celcius dengan tekanan 1 atm.
  • Yang perlu diperhatikan merupakan kestabilan api tungku, jangan hingga terlalu panas, apalagi meninggal pada tengah jalan ketika tidur.
  • Selanjutnya wadah dari pengukus dibuka kemudian didiamkan selama sekitar 5 jam supaya suhu dari baglog serta media tanam sebagai normal kembali.
  • Siapkan instrumen drum perebus bersama perlengkapannya.
  • Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih perkiraan sekitar ¼ bagian drum.
  • Asal panas dinyalakan, sembari media tanam dimasukkan ke dalam platik besar tahan panas yang menjulur pada atas drum.

Pendinginan

  • Sesudah proses sterilisasi selesai, diamkan baglog selama 8-12 jam sebelum dinokulasi (pemberian bibit) pada suhu 30-35%.
  • Tujuan dari pendinginan ini agar bibit-bibit jamur tidak meninggal ketika dimasukkan pada baglog.

5. Inokulasi (Pemberian Bibit)

Poin pertama yang wajib diperhatikan merupakan sterilisasi area tempat pemberian bibit. Tentang hal poin-poin dalam pemberian bibit jamur tiram, seperti berikut:

  • Cuci tangan dengan alkohol.
  • Instrumen buat mengambil bibit, umumnya spatula wajib steril. Caranya dengan beri alkohol pada spatula kemudian dibakar.
  • Berikutnya, buka sumbatan baglog, lubangi dengan kayu steril, kemudian memasukkan bibit sekitar 1 sdt, serta ditekan.
  • Baglog ditutup kembali.
  • Simpan baglog pada rentang suhu 22-28 derajat celcius.

6. Merawat Baglog

  • Kertas pada penutup baglog wajib dibuka sebelum disusun ke dalam rak kemudian diamkan selama 5 hari.
  • Sesudah itu, potong ujung baglognya. Tujuannya agar memberikan ruang pertumbuhan pada jamur tiram. Abaikan selama 3 hari serta jangan disiram dulu.
  • Tetapi, Cuma perlu menyiram bagian lantai saja buat menjaga kelembapan.
  • Penyiraman pada jamur sebaiknya dengan sprayer yang membangun kabut, so bukan tetesan air.
  • Jagalah suhu pada dalam kumbung sekitar 16-24 derajat.
  • Sebelum baglognya disusun, terlebih dahulu buka cincin serta kertas penutup baglog. Selanjutnya diamkan selama lebih kurang lima hari.
  • Sesudah itu, potong bagian ujung baglog supaya mempunyai ruang pertumbuhan lebih lebar.
  • Diamkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman relatif pada lantai saja.
  • Buat penyiraman pakai spray, penyiraman sebaiknya membangun kabut, bukan dengan tetesan air.
  • Semakin tepat pengabutan maka bakal semakin baik buat pertumbuhan jamur.
  • Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 kalium sehari, tergantung pada suhu serta kelembaban kumbung.

7. Panen

jamur tiram

Panen perdana jamur tiram dilakukan sekitar 1-2 minggu sesudah pembukaan tutup baglog (jika tutup baglog tadi telah tertutup tepat oleh miselium).

  • Jamur tiram yang dapat dipanen merupakan jamur yang telah membesar serta mengembang.
  • Ketika ujungnya kelihatan meruncing, dan tudungnya belum pecah serta warnanya masih putih bersih.
  • Jika lewat masa panen, warna jamur bakal berbah sebagai agak kuning agak coklat serta tudungnya telah pecah sebagai akibatnya bakal cepat layu.

Baglog jamur mampu dipanen sebanyak 5-10 kalium, apabila perawatannya pula baik. Baglog yang mempunyai berawat sekitar 1 kg mampu memproduksi jamur lebih kurang 0,7-0,9 kg.

Jarak masa panen pertama ke panen berikutnya berkisar selama 2-3 minggu.


8. Kehadiran Mikroorganisme & Trik Mengatasinya

Media tempat tumbuh adalah asal tenaga pokok bagi jamur tiram.

Kehadiran mikroorganisme lain mampu mengakibatkan persaingan saat dalam mendapatkan nutrisi sebagai akibatnya jamur yang diharapkan tidak mampu tumbuh dengan baik.

Apalagi, separuh dari pesaing tadi mampu mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organisme yang terdapat disekitarnya.

Sterilisasi media.

Sterilisasi media adalah trik yang paling  efisien buat membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing pada dalam media tanam yang tidak diharapkan.

Trik mengatasinya saat jamur tiram telah terkena penyakit/kuman.

  • Panen segera seluruh jamur sampai tidak tersisa.
  • Baglog dibersihkan dari sisa akar yang tersisa.
  • Semprotkan insektisida organik.
  • Selanjutnya jika belum berhasil semprotkan insektisida kimia berbahan aktif dichloros, contohnya: lannate atau lebacyd.
  • Semprot kumbung sesuai dengan takaran anjuran atau lebih rendah buat menyeprot hama. Selama penyemprotan, kumbung tidak bisa disemprot air.
  • Jika jamur baru tumbuh, segera buang akibat berpotensi mengandung racun atau kuman. Sesudah tumbuh berikutnya abaikan tumbuh.
  • Selain itu kondisi lingkungan wajib diperbaiki terutama sirkulasi udara, hindari udara yang terlalu lembab.

9. Kondisi Lingkungan Budidaya Jamur

  • Kondisi pada atas lebih gampang dicapai pada wilayah dataran tinggi sekitar 700-800 mdpl.
  • Kemungkinan budidaya jamur tiram pada dataran rendah tidak tidak mungkin, asalkan iklim ruang penyimpanan mampu diatur serta disesuaikan dengan kebutuhan jamur.
  • Miselium pada jamur tiram tumbuh optimal pada keadaan yang gelap.
  • Kebalikannya, tubuh buah jamur tidak mampu tumbuh pada tempat yang gelap. Oleh karenanya, cahaya dibutuhkan buat merangsang pertumbuhan tubuh buah jamur.
  • Tangkai jamur bakal tumbuh mini serta tudung tumbuh abnormal saat ketika pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman yang teratur.
  • Cahaya matahari yang menembus secara langsung mampu merusak serta mengakibatkan kelayuan pada jamur.
  • Pertumbuhan jamur Cuma perlu memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karenanya, dibutuhkan peneduh pohon buat pada dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.
  • Jamur tiram adalah tumbuhan saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen berperan seperti senyawa buat pertumbuhannya.
  • Sirkulasi udara yang lancar bakal menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur mampu mengusik pertumbuhan pada tubuh buah.

10. Nutrisi

Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh jamur tiram pula terdiri dari bekatul (bekatul atau dedak) halus, tepung jagung, humus atau kompos, kapur serta air.

  • Media berupa tepung jagung  serta bekatul atau dedak/bekatul berperan seperti substrat dan penghasil kalori bermanfaat buat pertumbuhan jamur.
  • Pastikan bekatul atau bekatul atau dedak serta tepung jagung masih baru supaya media dapat dalam keadaan steril.
  • Protoplas sel memerlukan fosfor, nitrogen, serta nutrisi lain.
  • Karbon selain dibutuhkan buat pembentukan protoplasma, pula dibutuhkan seperti asal tenaga.
  • Nitrogen dibutuhkan buat pembentukan asam nukleat.
  • Protein serta kitin dibutuhkan dalam pembentukan  dinding sel jamur.
  • Sesudah media tanam sudah siap diisi media, langkah selanjutnya sebelum melakukan penanaman bibit jamur, perlu dilakukan sterilisasi bahan juga sterilisasi baglog.

Mengingat budidaya jamur tiram ini sangat rentan bakal serangan hama penyakit sebagai akibatnya sterilisasi mutlak diperhatikan oleh pelaku budidaya jamur.


Demikianlah pengkajian mengenai trik budidaya jamur tiram. Semoga bermanfaat serta tetap ikuti blog budidaya.id.

Kita bakal berupaya menyajikan berita terupdate, terlengkap, serta teraktual.

Posting Komentar untuk "Trik Budidaya Jamur Tiram (Terlengkap 2020)"