Memahami Ketetapan Sang Pencipta yang Jempolan
So ceritanya, semenjak sore selepas asar laki-laki-malesan. Mau mandi ogah, bawaanya rebahan mulu. Pasalnya, seharian tadi memang bekerja agak berat. 😂
Stap pasangan nawarin mandi, jawabnya pula ah entar. Masih laki-laki. Padahal udah direbusin udara. Pak Tadji memahami andaikan istrinya alergi sama air dingin.
Nah, lepas isya baru terdapat niat mandi. Mandilah aku, membeli! dengan air anget dong. Keramas. Sial! Saat air anget telah habis, aku baru sadar bahwa rambut aku yang penuh busa sampo belum aku bilas. Ampun! Akhirnya, mandi pula dengan air dingin.
Baik, terkadang terdapat ketetapan yang telah Sang Pencipta untuk. Mau dengan cara apa insan berencana, andaikan takdirnya telah begitu ya mau dengan cara apa lagi.
Mungkin hubungan yang menimpa aku, andaikan memang takdirnya malam dengan air dingin, mau nyiapian air anget pun, terdapat saja alasan untuk ngeguyur dengan udara dengan. Ya telah. Dinikmati saja, Mau murka, murka sama siapa? Mau kesel, kesel sama siapa? Salah ... salah sendiri pula schenkkan! Lagian mengapa teledor?
Mendapatkan Takdir
Tidak seluruh yang terjadi pada hidup kita sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Sematang apapun, kita Cuma dapat berusaha. Output tetap Tuhan seperti penentu. Kemudian, dengan cara apa kita menyikapi takdir yang tidak sesuai impian kita?
1. Mendapatkan Ketetapan Tuhan
Percayalah bahwa takdir Sang Pencipta merupakan yang jempolan. Sekalipun berat, pasti terdapat pesan tersirat pada baliknya. Terima ketentuan-Nya seperti sebuah ketetapan yang tidak dapat ditolak. Legawa.
Dulu aku memaki Tuhan akibat membiarkan orang tua aku bercerai. Aku protes mengapa wajib aku yang mengalami nasib jelek. Aku Cuma melihat perceraian itu dari sisi gelap. Sampai ketika aku telah sebagai seseorang istri, aku paham terdapat banyak kelas berharga dari orang tua aku.
Dengan cara apa aku kini merupakan bentukan dari masa kemudian yang telah aku alamiah.
2. Jangan Mencari Objek buat Disalahkan
Manusiawi. apabila kita selalu gagal, kita senantiasa berusaha mencari sesuatu buat disalahkan. Kita tidak mau membenarkan bahwa memang kita gagal. Kita belum sukses.
Padahal, kunci yang bangkit dari kegagalan Cuma satu: mendapatkan kegagalan. Tidak terdapat yang salah dengan kegagalan. Yang salah merupakan apabila engkau gagal serta berhenti. Engkau tidak lagi mau bangkit serta berusaha.
3. Intropeksi Diri
Nah, ini penting sekali. Mempertanyakan pada diri sendiri mengapa contoh "jelek" terjadi pada diri engkau. Apa yang salah? Apa yang kurang?
Bukan buat menyalahkan diri sendiri, BUKAN! Intropeksi merupakan trik buat bangkit serta belajar dari kegagalan. Apa saja output refleksi yang didapat mampu dipergunakan seperti kebijakan buat melakukan perbaikan pada masa mendatang.
Percayalah! Sebaik-baik pengajar merupakan pengalaman.
Penutup
Posting Komentar untuk "Memahami Ketetapan Sang Pencipta yang Jempolan"