Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tarbiyatul Jinsiyah, Bukan Pendidikan Seks Biasa



pendidikan seks dalam islam


"Mungkin nanti andaikan anakku udah besar serta punya pacar, saya bakal bilang andaikan pacaran ingat bawa kondom."

Aku masih ingat benar, terdapat satu dari influencer parenting yang memberikan demikian. Bukan psikolog, Cuma orang tua biasa, akan tetapi punya poot follower yang besar. Beliau bilang, seperti orangtua kita perlu mengambil tindakan preventif dengan tetap menyesuaikan zaman. Akibat makin ke sini tidur bareng pacar itu bukan lagi contoh yang tabu, seperti orangtua ya nggak dapat protes. Lebih kurang begitu cuap-cuapnya melalui satu dari akun sosial medianya.

Apakah aku sepakat dengannya? Tentu saja tidak. Seperti orangtua, aku punya kewajiban supaya anak aku tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Ini bukan Cuma soal berbadan dua atau menghamili saja, akan tetapi lebih dari itu.

pendidikan seks dalam islam

Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin ke sini, tantangan seperti orangtua itu semakin wow. Hari kemarin aku sempat ngobrol dengan suami terkait pesta gay yang diselenggarakan pada satu dari kota. Untuk aku pribadi, ini mengerikan sekaligus contoh yang menjijikkan. Dengan cara apa mungkin dalam satu waktu menyebarkan pasangan seksual dengan orang lain. Lebih mengerikan lagi saat itu dilakukan oleh sesama jenis. Allahu Besar!

Sang Pencipta Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

"Serta sungguh, bakal Kita isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan makhluk halus serta insan. Mereka mempunyai hati, namun tidak dipergunakannya buat memahami (ayat-ayat Sang Pencipta) serta mereka mempunyai mata (namun) tidak dipergunakannya buat melihat (tanda-tanda kekuasaan Sang Pencipta), serta mereka memiliki indera pendengaran (namun) tidak dipergunakannya buat mendengarkan (ayat-ayat Sang Pencipta). Mereka misalnya binatang ternak, apalagi lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah."

(QS. Ofschoon-A'raf 7: Ayat 179)

Pada dalam Alquran disebutkan bahwa insan itu merupakan makhluk yang amat mulia. Apalagi kedudukannya dapat lebih tinggi dari malaikat. Akan tetapi, akibat perbuatannya sendiri, beliau dapat jauh lebih rendah dari binatang ternak. 

Dari contoh perkara pesta seks yang aku sebutkan itu, telah amat terperinci dengan cara apa sikap insan yang apalagi melebihi binatang. Kucing, anjing, serta binatang lain itu memang banyak yang menyebarkan pasangan. Akan tetapi, mereka memahami bahwa buat melakukan kontak seksual ya Cuma dengan lawan jenisnya saja. Bukan dengan sesama jantan atau betina. Andaikan binatang saja memahami, mengapa insan dapat melakukan contoh semacam ini? Astaghfirullah.

Dulu, para orangtua khawatir saat mempunyai anak perempuan. Mereka khawatir anak perempuannya sebagai korban pelecehan seksual. Saat ini, orangtua yang mempunyai anak laki-laki pun sama khawatirnya. Kita dapat lihat berapa banyak perkara sodomi yang dilakukan oleh para paedofilia. Ngeri!

Ingin cita rasanya mendekap anak aku dalam buaian saja, melarangnya buat pergi ke mana saja. Akan tetapi, apa iya itu solusi jempolan buat melindungi anak aku dari banyak sekali perkara pelecehan seksual ataupun seks bebas? Tentu tidak. Mengurung anak pada dalam tempat tinggal malah bakal menimbulkan masalah yang lain.

pendidikan seks dalam islam

Saking banyaknya perkara pelecehan seksual serta seks bebas pada kalangan anak muda, muncullah penyuluhan yang diberi nama pendidikan seksual atau sex education. Dalam pendidikan ini, anak bakal diajarkan buat mengetahui sistem reproduksinya dan dengan cara apa melindungi dirinya dari segala bentuk pelecehan seksual. Buat remaja, umumnya lebih dari tadi. Mereka bakal dikenalkan pula resiko dari seks bebas itu apa.

Sebetulnya, ini bukan penyuluhan baru. Apalagi semenjak aku Sekolah Menengah Atas, contoh semacam ini telah terdapat. Dari pendidikan seksual yang pernah aku mampu, aku diajarkan resiko yang terjadi andaikan aku melakukan seks bebas. Mulai dari kehamilan hingga terkena penyakit-penyakit mengerikan. Kita pun diberikan solusi mudah bakal contoh ini. 

Apa itu? Penggunaan instrumen kontrasepsi.

Ini sebetulnya agak bias. Apalagi, andaikan kini aku pikir ulang, kok cita rasanya so semacam bilang gini.

"Seks bebas itu ancaman. Jangan coba-coba. Akan tetapi, andaikan mau coba, ingat pakai kondom ya."

Nah, loh. Gimana nih? Akhirnya, nggak bertanya-tanya pula saat kita melihat nomor seks bebas yang makin semakin tinggi meski pendidikan seksual telah diberikan. Anak muda kini apalagi tidak sungkan menyatakan dirinya telah tidak perawan lagi. Ini seolah bilang ke dunia.

"Gue udah ngelakuin yang enaena, akan tetapi nggak berbadan dua tuh. Gue pula nggak kena penyakit aneh-aneh pula."

Astaghfirullah.

Aku so teringat celetukan satu dari pengajar Hayati pada Sekolah Menengah Atas aku. Waktu itu,  terdapat satu dari sahabat seangkatan aku yang berbadan dua pada luar nikah ketika kita duduk pada Kelas XII. Ketika sedang mempersiapkan ujian praktik Hayati, pengajar aku tiba serta memberikan ini.

"Ya gini ini andaikan sistem reproduksi diajarkan pada Kelas XI, waktu Kelas XII so dipraktikkan."

Agak ngawur memang. Akan tetapi, terdapat benarnya pula. Kini, coba kita amati dengan seksama. Berapa banyak pendidikan seks yang telah disampaikan ke para remaja serta berapa banyak juga remaja yang akhirnya sebagai pelaku seks bebas? Kecupan sampai tidur bareng, seolah bukan lagi contoh yang tabu.

Contoh ini seolah memberikan petunjuk kepada kita bahwa pendidikan seksual saja tidak bakal pernah relatif. Anak butuh pendidikan lain yang jauh lebih menyeluruh. Tujuannya, bukan Cuma supaya anak paham sistem reproduksinya, resiko seks bebas dan dengan cara apa trik mencegahnya, akan tetapi lebih dari itu. 

tarbiyatul jinsiyah

Islam merupakan ajaran kepercayaan yang amat tepat. Seluruh masalah yang terdapat pada muka bumi ini, pasti terdapat penyelesaiannya sesuai sudut pandang Islam. Termasuk masalah yang sedang kita hadapi bareng ini. Masalah ini pun terdapat penyelesaiannya dalam Islam. Andaikan kita melihat solusi yang Islam tawarkan, ini telah pasti baik. Mengapa? Akibat solusi tadi tiba dari Sang Pencipta sekaligus Pengatur Alam Semesta ini.

Terkait masalah pergaulan bebas serta dengan cara apa trik melindungi diri dari segala bentuk pelecehan seksual, Islam sudah mengatur contoh ini. Saat kita ingin memberikan pendidikan pada anak kita, maka betapa baiknya jika kita bersandar pada dengan cara apa Islam mengatur contoh ini. Jika dalam draf terkini kita mengetahui pendidikan seksual. Islam punya draf yang jauh lebih detail serta menyeleruh.

Apa itu? Tarbiyatul jinsiyah.

Tarbiyatul jinsiyah adalah pendidikan seksual yang mengintegrasikan antara pendidikan seksual dengan aqidah, adab dan ibadah. Antara satu dengan yang lain wajib berhubungan. Jika tidak, maka arah pendidikan seksual yang ditanamkan sebagai bias arahnya. Resikonya, contoh ini dapat menimbulkan penyimpangan seksual pada selanjutnya hari.

Dalam pendidikan seksual yang dikenalkan pada rakyat, anak Cuma belajar mengenai sistem reproduksi antara laki-laki serta perempuan. Pertanyaannya, apakah pengenalan ini sanggup sebagai penangkal kerusakan moral yang terdapat? Ataukah malah sebagai pemicu masalah? Anak yang awalnya tidak memahami, malah so memahami serta tertarik buat mencoba.

Pendidikan seksual yang umum disampaikan umumnya punya tujuan buat menekan pergaulan bebas. Ini sebabnya batasan pergaulan pun dijelaskan. Sayangnya, batasan pergaulan ini Cuma menyinggung ranah resiko dari perbuatan tadi. Contoh, kehamilan pada luar nikah, penyakit gender, dan HIV/AIDS. Dalam tarbiyatul jinsiyah, ini jauh lebih lengkap akibat dilandaskan pada aqidah dan pendidikan adab. Resiko yang dijabarkan pula bukan Cuma mengenai kehamilan, penyakit gender, juga HIV/AIDS saja, akan tetapi pula tanggung jawab serta resiko pada alam baka.

Pemahaman mengenai batasan aurat, apa itu mimpi basah, air mani, wadi, darah haid, nifas, serta lain-lain bakal dijelaskan sesuai fiqih Islam yang jauh lebih detail. Apalagi, satu paket dengan ajaran kepercayaan.

tarbiyatul jinsiyah

Terdapat 4 contoh yang perlu ditanamkan pada anak saat memberikan tarbiyatul jinsiyah. Keempat contoh itu merupakan aurat, mahram, batasan pergaulan dalam Islam, dan kelamin.

1. Aurat

"Pakai baju yang sopan."

Kita seringkali mendengarkan kata ini. Sayangnya, batasan sopan serta tidaknya ini masih amat sangat bias. Terdapat orang yang beranggapan bahwa pakaian yang sopan merupakan memakai pakaian yang amat tertutup, lengannya pun agak panjang. Akan tetapi, terdapat pula yang tidak seperti ini. 

Aku pernah mendapati sahabat aku yang ngomel-ngomel akibat ditegur buat memakai baju yang sopan. Berdasarkan beliau, pakaian yang beliau pakai telah relatif sopan. Sementara itu, bagi kita itu sedikit agak terbuka. Dari perkara ini, kita dapat sama-sama belajar bahwa kata "sopan" tidak dapat dijadikan baku kita buat menentukan pakaian. Wajib terdapat baku lain yang jauh lebih terperinci.

Dalam Alquran, batasan aurat dijelaskan dengan amat detail. Bagian yang wajib ditutup serta dengan cara apa trik menutupnya pun sudah dijelaskan secara terperinci. Anak pun perlu diajarkan buat menutup aurat bukan akibat malu, akan tetapi akibat Sang Pencipta yang perintahkan contoh ini. Seluruh aturan ini Sang Pencipta untuk buat menjaga kita dari hal-hal yang mampu menimbulkan kerusakan. 

2. Mahram

Anak perlu dikenalkan siapa saja yang sebagai mahramnya. Draf ini perlu dikenalkan pada anak supaya mereka paham kepada siapa mereka bisa membuka aurat mereka. Selain itu, batasan aurat apa saja yang diperkenankan buat dilihat mahram. Ini penting, mengingat banyak sekali kesalahan yang terjadi. Umumnya, orang beranggapan bahwa seluruh famili besar merupakan mahram. Padahal bukan. Tidak seluruh famili kita merupakan mahram.

Kesalahan yang paling umum terjadi merupakan tidak benar memahami bahwa sepupu serta ipar seperti mahram. Padahal, mereka bukan mahram kita. Akhirnya, banyak juga orang yang membuka aurat pada depan sepupu atau iparnya Cuma akibat dipercaya seperti saudara.

3. Pergaulan dalam Islam

Anak perlu dikenalkan aturan pergaulan dalam Islam. Terdapat 2 contoh yang tidak boleh, yaitu khalwat serta ikhtilat. Khalwat artinya berduaan, sedangkan ikhtilat artinya campur baur antara laki-laki serta perempuan tanpa alasan yang syar'i.

Alangkah banyak kerusakan moral yang terjadi Cuma akibat pelanggaran kedua contoh ini. Contoh, dari yang awalnya duduk berduaan, so bobok berduaan. Dari yang awalnya nongkrong bareng, so pesta seks bareng. 

4. Kelamin

Anak pula perlu dikenalkan draf kelamin. Mereka perlu memahami bahwa laki-laki serta perempuan itu berbeda. Bentuk fisiknya berbeda, kiprah mereka berbeda, dan jalan buat mencari pahala pada sisi Sang Pencipta pun berbeda. Ini tidak dapat disamakan misalnya seperti yang seringenboom digaungkan oleh kaum bebas.

Kita memang tidak dapat memastikan bahwa pada selanjutnya hari anak kita sama sekali tidak bakal pernah terjerumus dalam pergaulan bebas sesudah paham bakal tarbiyatul jinsiyah. Akan tetapi setidaknya dengan memahamkan anak bakal contoh ini, mereka punya rem buat tidak mendekati contoh ini. Mereka tidak melakukannya bukan akibat kita akan tetapi akibat Sang Pencipta Maha Melihat. Sekali pun kita tidak sanggup mengawasi mereka, akan tetapi CCTV Sang Pencipta bakal selalu hidup.

Pada akhirnya, selain usaha maksimal terkait contoh ini, kita pula perlu banyak berdoa serta memasrahkan segala urusan pada Sang Pencipta. Cuma Sang Pencipta yang sanggup menjaga anak-anak kita saat mereka berada pada luar dekapan kita. Semoga dengan trik ini, anak-anak kita dapat terus selamat dari ancaman kerusakan moral ini. 



Posting Komentar untuk "Tarbiyatul Jinsiyah, Bukan Pendidikan Seks Biasa"