Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alasan Mengapa Saya Hiatus Ngeblog





Hai, apa kabar?





Hari ini Jakarta hujan. Meski hanya sebentar, kurangi beberapa saat. Membuat kita rindu bersenandung tentang lagu November Rain. Saya harap kota kalian juga diguyur hujan. Biar kita bisa menikmati sejuk yang hakiki.





Sama seperti hujan, yang cukup lama baru bertandang. Blogooblok juga cukup lama baru mempublikasikan artikel. Ini pun karena hujan. Dan semoga saja masih ada setitik rindu yang tersisa.







Terkadang kesetiaan kita akan diuji di tengah jalan. Sama seperti hubungan, ada kalanya sedikit renggang tapi tetap berusaha kita rekatkan. Saya dan Blogooblok punya hubungan yang spesial. Meski tidak semua orang tahu, apa dan bagaimana saya di baliknya.






Saya tak ingin curhat seperti di postingan tertinggi karir seorang blogger. Saya hanya mau sampaikan beberapa alasan mengapa memilih hiatus. Bukan dalam waktu yang sebentar, tapi cukup lama. Dalam perkembangannya poin-poin ini jadi alasannya:



Kesulitan waktu Waktu





Selama menjalani profesi penuh waktu blogger, menulis kapan harus menulis dan berjejaring mudah saya lakukan. Semua berubah ketika negara api menyerang. Saya harus memilih mengambil side job yang lain agar semua bisa aman terkendali.




Saya tak mau semua menyalahkan itu. Bukan pekerjaan atau perusahaan tempat saya berkarir yang salah. Ini murni, karena saya bukan tipikal orang yang mampu membina waktu dengan baik. Lebih tepatnya, saya cukup malas pembantuan agar semua bisa dikerjakan beriringan (mohon jangan ditiru).





Sebagai orang yang suka kesibukan, tak kalah sibuk sekalian nyemplung lebih dalam. Selain pekerjaan tetap (semi mengikat), saya juga nyambi sebagai penulis freelance bukan hanya pada satu, tapi di banyak tempat.





Semua dimulai ketika saya memilih mengambil pekerjaan yang memerlukan keluar daerah dalam rentang waktu yang panjang. Keasikan keliling Indonesia (hingga ke beberapa negara) ternyata menjadi candu. Benar-benar lupa kalau harus menulis di blog ini. Alhasil, yang awalnya hanya untuk satu perjalanan dua kali, menjadi berkali-kali hingga berbulan-bulan.





Saya juga mengurusi beberapa organisasi yang tidak hanya memikirkan tentang saya dan rumah. Tapi juga nasib orang lain. Dengan kesibukan itu, nyaris tak lagi ada waktu berpikir untuk menulis di sini. Pulang ke rumah saat malam, rebahan dan tidur adalah keniscayaan.






Maka maafkan saya atas semua itu.




Tidak Sesuai Ekspektasi





Sebenarnya saya harus mengakui ini. Pada artikel 5 alasan mengapa sering kali malas ngeblog, saya menulis jangan berpikir melulu soal uang. Kenyataannya, semua membutuhkan uang. Bayar berlangganan internet hingga penambahan paket domain, semua membutuhkan uang.




Meski saya harus jujur, berharap lebih pada iklan Google Adsense di blog ini tidak akan pernah cukup. Sementara, saya bukan blogger yang mahir banyak hal. Tidak seperti kebanyakan blogger yang bisa menjual jasa atau produk. Saya hanya jualan tulisan yang itu pun sepertinya tidak begitu diminati.





Akan sangat munafik kalau saya katakan tidak berharap dapat melangkah dari monetisasi blog ini. Karena semua tidak berjalan sesuai ekspektasi, saya mengambil pekerjaan sampingan yang di poin pertama di atas saya utarakan.





Ada beberapa kejadian yang membuat saya terpuruk:




Youtube saya di banned. Dulu, sebelum Youtube seheboh sekarang, saya sudah main-main dan mendulang dollar dari video remake. Ketika Youtube bersih-bersih, yang awalnya hanya satu channel saya yang kena suspend akhirnya menjadi semua channel. Saat itu saya punya sepuluh saluran dengan topik yang berbeda-beda. Selama beberapa bulan saya menikmati hasilnya dan seketika semua hancur. Remuk hati ini.



Penghasilan Google Adsense kurang memuaskan. Setelah channel Youtube saya di banned, peristiwa bulanan yang terjadi pun ikut juga berubah. Tidak lagi ada PO setia bulan. Saya harus menunggu dua bahkan hingga empat bulan untuk bisa pencairan. Karena sekarang hanya bergantung pada blog ini.



Pernah berusaha menjalani beternak blog seperti yang lain-lain. Kurang lebih ada lima blog baru yang saya buat saat itu. Semuanya dengan topik yang berbeda dengan harapan kata kuncinya lebih komersil untuk dimonetisasi. Tapi karena harus menjalankan sendiri, saya tak sanggup. Blogooblok saja susah saya besarkan, apalagi harus mencurahkan waktu untuk yang lain. Modal keluar banyak, tapi semuanya berantakan.



Penempatan Konten dan Affiliate kurang membantu. Selain GA, saya berharap banyak pada permintaan konten bermerek dan afiliasi. Sayangnya, saya kurang memaksimalkan dua sistem monetisasi ini. Sampai sekarang pun saya masih berusaha mempelajarinya. Bukan tidak ada, tapi kedua sistem monetisasi ini belum juga sanggup menutupi biaya produksi.



Kurang lebih dari yang terjadi. Semuanya berpengaruh pada mood. Apalagi setelah tahu, ternyata ada beberapa artikel dalam postingan ini yang malah lebih populer di blog orang lain. Sakitnya itu menjadi-jadi. Dan pilihan untuk hiatus semakin besar dan beralasan. Yekan.




Berpikir Terlalu Rumit





Dahulu kala, untuk membuat satu artikel saya biarkan mengalir begitu saja. Yang pasti kata kunci utamanya adalah blog. Topik ini sangat luas, dan penggunaan pedoman ide sangat kecil. Tapi saya memperumit diri sendiri dalam menyusun artikel.





Ingin nampak sempurna dan usaha yang lebih saya curahkan. Alhasil, saya terus terbebani dengan setiap artikel yang saya buat. Berusaha mencari format yang baik pun malah malah menyulitkan diri sendiri. Saya tidak 'bebas' saat menulis. Itu yang saya rasakan.





Sebenarnya sederhana. Saya berusaha keluar dari hanya sekedar menulis tentang blogging. Tapi ada rasa takut dengan bingkai yang terlanjur saya bangun selama ini. Lagi, saya belum punya konsep seperti apa Blogooblok ini. Apakah mempertahankan merek yang sekarang atau melakukan pivot.






Jika kalian mau membantu, saya membutuhkan saran. Kamu bisa mengikuti dengan mengisi bentuk ini.





Saya punya harapan Blogooblok lebih besar dari sekarang. Membahas yang lebih umum tentang teknologi. Tentang smartphone atau startup yang sedang populer. Atau bahkan menjadikan Blogooblok startup itu sendiri. Untuk ini, saya tentu tidak bisa menjalankannya sendiri. Ide ada di kepala, tapi segala sesuatu yang dikerjakan sendiri akan sulit.





Saya percaya pada ungkapan ini:








Maka pada form di atas juga, saya ajakan kalian untuk turut serta dengan Blogooblok. Konsep dan bagaimana sistem kerjasamanya akan kita bahas kemudian. Saya meminta-minta kesiapannya. Kalau ada yang bersedia, maka kita akan membicarakan konsep bisnisnya.




Setelah Hiatus, Lalu?





Sekarang, saya sedang mengatur waktu. Pekerjaan cukup stabil dan kelonggaran untuk melakukan berbagai macam hal. Saya mengupayakan hiatus yang cukup lama dijalani ini. Arahnya akan ditentukan oleh umpan balik dari formulir di atas. Makanya saya berharap besar ada yang menghitung mengisinya. Biar saya juga tahu, bahwa kehadiran Blogooblok memang terasa. Atau jangan-jangan selama ini, hanya saya yang merasa geer.





Sembari menyusun konsep, saya akan lebih menulis lagi. Kali ini, akan lebih banyak menulis untuk memuaskan diri sendiri. Tidak lagi berpikir menulis untuk mesin pencari. Karena itu cukup memberatkan dan menyakitkan.





Kalau pun nantinya tak ada yang tertarik dengan Blogooblok. Ikut bergabung dan membesarkan platform ini bersama-sama, saya akan tetap ada. Meski berjalan lamban yang tidak menolak hilang. Sudah cukup waktu dan tenaga saya curahkan untuk blog ini, sangat sayang jika dibiarkan terus sendiri.





Terima kasih yang besar saya haturkan kepada kalian yang tetap berkunjung, berkomentar dan sebagainya. Karena kalianlah yang membuat saya untuk selalu ingin kembali. Blogooblok akan kembali pada marwah diagram, sebagai catatan dan ladang pengetahuan untuk semua.





Semoga akan jauh lebih baik pada akhirnya. Jangan lupa akurat di bentuk ini jika kamu ingin melihat banyak perubahan di Blogooblok. Sampai jumpa!




Posting Komentar untuk "Alasan Mengapa Saya Hiatus Ngeblog"