Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa dan Bagaimana Cara Membuat Blog di Medium.com





Jika Blogger dan Twitter digabungkan, maka jadilah Medium. Iyap. Medium merupakan platform blogging yang usianya terbilang baru. Evan Williams si pembuat Blogger dan Twitter menyiapkannya tahun 2012 lalu. Ia tidak butuh waktu yang lama untuk melejitkan tulisan yang ditulis di dunia maya.

Dalam waktu singkat, Kebanjiran Pengunjung Sedang. Pada sebuah artikel yang ditulis Kathryn Nave di Wired.co.uk, Sedang dilaporkan sudah mengumpulkan 25 juta pengunjung bulanan. Bahkan pendapatan platform baru itu telah menembus $ 82 juta.

[ads id='ads1']

Iseng-iseng saya menghitungnya menggunakan kalkulator Google. Per Januari 2019, dengan kurs 14.133,05. Penghasilan Medium itu mencapai Rp1.158.910.100.000. Itu posisinya di tahun 2016 ya, saat artikel Nave pertama kali tayang. Artinya masa-masa kian berlalu pengguna internet di dunia 2017 dan 2018. Pundi-pundinya semakin besar pula.

Tapi apa itu Medium. Mengapa begitu cepat melejit?

Pada aktual, Medium menjalankan dua fungsi sekaligus. Ia menjadi wadah untuk ngeblog dan juga bersosial media. Ibarat Twitter yang dipanjangkan karakter hurufnya. Kita bisa menulis sepanjang apapun dengan memasukkan beragam konten di dalamnya.


dalam jangka waktu yang sangat singkat adalah di tengah-tengah twitter dan blog



Tapi meski serupa blog, sensasinya jauh berbeda. Karena mereka punya fitur topik yang sedang tren, ada kolom penulis dan yang punya akun yang bisa saling mengikuti. Miriplah dengan Twitter. Tapi bukan Twitter. Bukan juga blog sepenuhnya. Ia di tengah-tengah. Makanya diberi nama Medium.

Soal mengapa ia bisa dengan cepat melejit itu karena fiturnya memang menyenangkan. BLOGOOBLOK juga punya akun di Medium. Jika sempat, mampirlah kesana dan kita bisa saling mengikuti.

Tapi jika mempertanyakan lebih, Kenapa banyak orang yang suka menulis di blog yang bisa dikelola sendiri seperti Blogspot atau WordPress ?. Saya mengutip salah satu jawaban yang diperpendek orang di situs id.quora.com.



Irfan Maulana Software Engineer di Bizzy Indonesia menulis jawaban:

Editor yang nyaman

Buat saya seorang penulis, editor Medium adalah salah satu yang termudah (* meskipun bukan terlengkap secara fitur) untuk digunakan. Saya bisa menulis dengan santainya tanpa peduli akan seperti apa hasil akhir tahun. Saya cukup fokus pada konten tulisan yang saya buat. Ini tentu memangkas banyak hal yang harus saya urus bila memutuskan untuk menulis di blog pribadi saya.

Tampilan yang bersih

Sebagai pembaca Medium, saya merasa nyaman ketika membaca berbagai artikel di situs ini. Maka ini juga yang menjadi alasan saya menulis di Medium. Kalau saya saja nyaman ketika membaca, berarti saya menulis di Medium sayapun berharap hal yang sama akan didapatkan oleh pembaca artikel saya.

Pembaca yang lebih banyak

Salah satu hal yang susah (* sangat susah) adalah bagaimana kita mengundang orang lain untuk membaca tulisan kita. Di Medium hal ini bisa lebih mudah. Orang-orang mendapatkan berbagai artikel yang sesuai dengan topik yang diikuti. Belum lagi kemampuan untuk menulis di Media Publikasi dimana kita bisa menyampaikan tulisan kita ke pembaca yang lebih masif (* biasanya) dengan artikel yang tetap berafiliasi dengan akun pribadi kita.

Fokus menulis, bukan penerima

Saya sendiri kalau sudah buka admin dashboard blog pribadi, selalu ada saja yang harus saya urusi. Lain halnya dengan Medium, saya tidak banyak peduli dengan hal-hal tersebut. Saya cukup menulis dan biarkan Medium bekerja.




Secara umum, saya sependapat dengan Irfan Maulana. Pendapat juga saya rasakan. Saat mulai ngeblog di Medium, yang harus kita bahas adalah konten. Bagaimana menarik dan banyak orang suka. Tapi apa gunanya itu semua. Bukankah ngeblog itu selain ngasah diri juga ngasih duit.

Nah, kamu bisa simak jawaban Bagus Ramadhan ini:



Medium dibangun berdasarkan semangat untuk memperbaiki internet agar tidak terpaku dengan jumlah traffic dan iklan. Alasan ini alasan utama mengapa Evan Williams membuat platform seperti Medium.

Pendekatan yang kemudian dilakukan oleh Medium untuk memperbaiki kualitas konten di internet adalah memberikan insentif bagi para penulis di Medium lewat jumlah tepuk (tepuk tangan). Semakin banyak tepuk tangan, seorang penulis akan semakin banyak mendapatkan bagi hasil dari uang berlangganan para anggota premium di Medium.

Member non-premium sendiri akan selalu memperhatikan batasan membaca konten premium (konten berbintang) di Media sebanyak tiga kali dalam satu bulan.

Alasan ini pula yang membuat Medium pencegahan bentuk-bentuk promosi pemasaran yang tidak dikemas dalam narasi yang baik. Medium sangat benci dengan konten promosi, spamming yang umumnya banyak ditemui di platform lainnya.




Itu artinya, meski tidak ada iklan Adsense yang sering diburu blogger di sana. Para penulisnya juga tetap bisa dapat tahap. Saya juga belum tahu berapa hitung-hitungan pendapatan jika jadi penulis yang populer di Medium. TAPI untuk jadi member premium bayarannya memang tidak murah. Mulai $ 5 sampai $ 50 pedoman.

Tujuan mulianya memang agar konten yang dihasilan mampu unggul. Tidak sembarangan seperti yang menerpa Blogger dan WordPress. Jadi seorang blogger Medium, harus menciptakan konten yang baik agar juga bisa tahapan.

Bagi saya, itu telah menjawab lebih dari cukup mengapa platform ini jadi kian populer. Dan perpindahan orang, khususnya penulis-penulis konten yang baik lebih memilih Media. Mereka yang tidak paham teknis tapi mau membagi ide dan pengetahuannya, cocok menggunakan Medium.


Medium - tempat membaca dan menulis ide besar dan cerita penting


Lalu bagaimana cara membuat akun di Medium?

Anak laki-laki yang mudah. Kalian cukup mengunjungi Medium.com dan mengklik tombol Memulai di pojokan kanan atas. Kamu hanya perlu membekali diri dengan akun Google atau Facebook. Setelah itu login dengan memilih salah satunya.



Masukkan pasword dan akan muncul ucapan selamat datang di Medium. Kami tinggal klik Dive in.



Kemudian akan muncul pilihan topik yang mewakili atau akan kamu buat nantinya di Medium. Syaratnya harus tiga topik yang merefleksikan konten mu nantinya, atau yang sangat ingin kamu ikuti perkembangannya. Contohnya, soal teknologi atau pendidikan. Selepasnya klik Start Reading.



Akun mu telah jadi. Silahkan gunakan media sosial rasa bloging ini sepuasanya. Tapi buat kamu yang ingin membagi ide dan konten, kamu klik saja foto profil mu di pojok kanan atas. Lalu klik tab New Story.





Selanjutnya, akan terbuka arena untuk ngedit dan menulis. Jangan kaget kalau yang muncul hanya tulisan Title dan satu tombol +. Memang seperti itu. Sangat sederhana, tapi cobalah untuk belajar. Mudah kok. Dan dijamin kamu malah akan ketagihan. Bagaimana belakangan ini akan sangat menarik.

Buat kalian yang niatnya memang ngeblog agar tulisannya dibaca orang-orang, tanpa harus pusingkan SEO dan segala macamnya, saya yakin Medium bisa jadi solusi. Trafik soal pun bukan jaminan, karena pengunjung Medium sangat sangat. Tapi tentu, konten mu harus menarik dulu sebelum kebanjiran pengunjung.

Semoga ada alternatif lain buat kalian untuk mengekspresikan diri. Buat yang sudah punya akun di Medium dan ingin BLOGOOBLOK banyak berkreasi di sana. Ikuti yuk, biar saya semangat nulisnya. :)

Salam kreasi!

Posting Komentar untuk "Apa dan Bagaimana Cara Membuat Blog di Medium.com"