Kelestarian Budaya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kelestarian Budaya Indonesia
Oleh: Yanuar Aldi Allesandro
Indonesia merupakan negara yang kaya. Kekayaan tadi tidak sebatas kekayaan dari alam tetapi pula pada keragaman suku, bahasa, kepercayaan, serta budaya. Tercatat pada tahun 2016 terdapat 1340 jenis suku pada Indonesia, contohnya suku batak dari sumatra utara, suku dayak dari kalimantan selatan, suku sunda dari jawa barat, suku toraja dari sulawesi selatan, suku asmat dari papua, serta masih banyak lagi. Contoh itu menjadikan Indonesia seperti negara dengan jumlah suku terbanyak didunia serta tiap suku mempunyai budaya tersendiri, sebagai akibatnya Indonesia mempunyai banyak sekali budaya. Indonesia pula mempunyai bermacam-macam bahasa ditiap wilayah, contohnya terdapat bahasa sunda, bahasa madura, bahasa batak, bahasa sasak, bahasa asmat serta masih banyak lagi. Tidak Cuma suku, budaya serta bahasa, Indonesia pun pula mempunyai bermacam-macam Kepercayaan serta Kepercayaan, misalnya Kepercayaan Islam, Nasrani, Khatolik, Hindu, Budha serta pula Konghucu.
Tetapi, banyak perbedaan tadi tidak lantas membentuk Indonesia sebagai terpecah belah, akibat bangsa tercinta kita ini mempunyai slogan atau moto Berbeda-beda Tunggal Ika. Kalimat ini adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular, semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke 14. Frasa apabila diterjemahkan artinya “berbeda-beda namun tetap satu jua”. So, meskipun kita berasal dari suku yang berbeda kita tetap satu Indonesia. Meskipun kita mempunyai Kepercayaan yang berbeda-beda kita tetap dapat saling menghargai satu dengan yang lain. Walaupun kita mempunyai bahasa wilayah yang berbeda kita tetap punya bahasa yang membentuk kita satu yaitu Bahasa Indonesia. Akibat kita satu Indonesia!
Asal: wikipedia |
Sayangnya, kesadaran rakyat Indonesia kini buat melestarikan budaya nya sendiri semakin menurun. Banyak orang malas buat melestarikan budaya nya sendiri. Sampai alhasil budaya negara tercinta kita ini sempat diakui oleh negara lain. Misalnya contohnya pada tahun 2009, negara tetangga kita Malaysia menjamin bahwa budaya Wayang Kulit merupakan milik mereka. Padahal pada tahun 2003 Budaya Wayang Kulit ini sudah pada akui UNESCO seperti karya budaya luar biasa orisinal dari Indonesia. Pada tahun 2007 pun, Malaysia pula pernah menjamin budaya Reog Ponorogo yang aslinya berasal dari wilayah Ponorogo, Jawa Timur. Padahal Pemerintah Ponorogo sudah mendaftarkan Reog Ponorogo seperti hak paten milik Kabupaten Ponorogo pada tahun 2004. Serta masih banyak lagi budaya milik Indonesia yang diakui oleh negara lain.
Kurangnya kesadaran rakyat Indonesia terhadap pentingnya menjaga kelestarian budaya Indonesia, membentuk kelestarian budaya Indonesia sebagai terancam. Maka dari itu, kita seperti angkatan muda penerus bangsa Indonesia wajib menjaga kelestarian budaya bangsa Indonesia. Mulai dari contoh mini misalnya mengkaji budaya tadi, kemudian mulai mengikuti grup atau komunitas budaya tadi, serta mengajarkannya kedapa orang lain. Sebagai akibatnya kelestarian budaya kita tetap terjaga, serta negara lain so segan buat menjamin budaya kita. Jangan hingga budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita diakui se-enaknya oleh negara lain! Yuk kita sama-sama menjaga kelestarian budaya Indonesia.
~ Terima Kasih ~
Ini Materi Tanding Debat...
Yap, sekumpulan kata kata panjang yang sok arif diatas tadi merupakan materi debat aku. Oleh karena itu, postingan ini aku tambahkan ke label Story. Sebagian hari yang kemudian gue mengikuti tanding debat tingkat kabupaten. Serta Puji Tuhan gue berhasil mendapatkan juara 2. Relatif baik buat seseorang laki-laki. Akibat pesertanya mayoritas perempuan, serta kalo laki-laki debat dengan perempuan tau sendiri lah yang bakal menang siapa. Hehehe.. Kenyataannya, gue sendiri kurang puas Cuma dengan mendapatkan Juara 2. Akibat kalian pula pasti tau kalo "Pada DUA schenkkan itu SAKIT".
Asal: @yowessory on Twitter |
Ups, malah curhat.. Hahaha.. Akan tetapi memang bener hanya dapet juara 2 itu sakit, apalagi selisih skornya Cuma sekitar 10an. Ibaratnya saat elu ikut tanding lari, tinggal 10 m lagi udah sampe finish, eh celana lu tiba tiba melorot, kemudian lo wajib benerin celana lo dulu, serta akhirnya peserta dibelakang lu yang so juara. Nyeseknya double jleb jleb.. hehehe. But, akibat support dari temen-temen akhirnya gue dapat mendapatkan contoh ini dengan Lapangan pada Dada (TEPOS) eh, lapang dada maksutnya...
Mengapa sih, pilih topik mengenai Kelestarian Budaya Indonesia?
Alasan Aku Menentukan Topik Ini...
Kenyataannya dalam tanding debat ini terdapat 3 tema, yaitu "Kebhinekaan Indonesia", "Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup", serta "Kesadaran Kita Seperti Bangsa Maritim". Nah, kemudian sesudah gue bertapa, meminta petunjuk, akhirnya pada suatu malam gue memutuskan buat menentukan tema Kebhinekaan Indonesia. Mengapa? Ya akibat sesudah gue pikir-pikir.. Gue itu mencontohkan menentukan tema ini misalnya menentukan Isyana, Raisa atau Dijah Yellow?
Isyana seperti Kebhinekaan Indonesia, Raisa seperti Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup, serta Dijah Yellow seperti Kesadaran Kita Seperti Bangsa Maritim. Gue mencontohkan tema Kesadaran Kita Seperti Bangsa Maritim seperti Dijah Yellow akibat pengetahuan gue mengenai kemaritiman sangat minim, serta kalo gue liat Dijah Yellow ntah mengapa perut gue mual.. kemudian akhirnya.. Goodbye Dijah Yellow... Kemudian, gue mencontohkan Raisa seperti Kepedulian Terhadap Lingkungan Hidup akibat tema ini pasti banyak yang ambil, serta Raisa pun saat ini telah terdapat yang punya (Hamish Daud) #HariPatahHatiNasional. Raisa yang engkau lakukan ke para Jomblo pada Indonesia itu.. Jahat. Eh.. back to topic. Nah, maka dari itulah akhirnya gue memutuskan buat menentukan.. Isyana. Eh, tema Khebinekaan Indonesia.
Kemudian, gue menentukan topik Kelestarian Budaya Indonesia, akibat gue prihatin sama anak bangsa kini yang lebih suka budaya luar ketimbang budayanya sendiri.
Akan tetapi schenkkan, isu yang lagi panas mengenai Kepercayaan.. Mengapa gak pilih isu mengenai Kepercayaan aja?
Nah, gue pun sempet berpikir buat ambil isu tadi. Akan tetapi schenkkan memang apabila kita udah berbicara mengenai kepercayaan, pasti beliau bakal memegang teguh apa yang beliau percayai serta buat seseorang anak-anak misalnya gue tampaknya belum pantas ngomongin mengenai ini. Serta gue pula takut nanti akhirnya satu ruangan malah so tawuran, atau mungkin nanti gue keluar ruangan banyak orang yang demo gue. #AuAh..
Sekian dulu curhatan gue..
Tampaknya telah relatif panjang curhatan gue ini. Dari yang awalnya serius mengenai tanding, hingga pada kasih opsi buat menentukan Isyana, Raisa atau Dijah Yellow.. sampai mengenai isu Kepercayaan (Gue harap jangan terdapat yang periksa ini dikomentar, takutnya nanti pada tawuran). Serta mohon maaf gue pake bahasa non resmi, akibat kalo pake bahasa resmi takutnya malah so pidato. Mohon maaf pula kalo terdapat salah kata, atau terdapat kata yang kurang berkenan dihati sobat. Terima kasih telah menyempatkan buat mengunjui blog gue, kalo lo merasa wetsartikel ini bermanfaat atau menghibur, tolong bantu share ke temen - temen lo ya! Hingga bertemu pada wetsartikel selanjutnya.
Posting Komentar untuk "Kelestarian Budaya Negara Kesatuan Republik Indonesia"